Lutfi Hanafi Tindak Lanjuti Kasus Tertunda Perawatan di RS Batara Siang

Table of Contents

  

 



Pangkep – Rabu (17/12/2025) – Ketua Komisi II DPRD Pangkep H. Muh Lutfi Hanafi, SE, langsung menindaklanjuti kasus pasien bernama Asriadi yang mengalami penundaan perawatan di Rumah Sakit (RS) Batara Siang – kondisi yang diperparah oleh mogok dokter dan keterbatasan peralatan medis.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak RS Batara Siang yang diwakili Ibu Amanah, diketahui bahwa Asriadi telah menerima penanganan dari dokter namun terkendala keterbatasan peralatan, sehingga pemeriksaan tidak dapat dilakukan secara menyeluruh. Upaya untuk merujuk pasien ke rumah sakit di Makassar terkendala karena tdk ada rumah sakit yg bersedia menerima karena full pasien. Akhirnya pasien tersebut meninggal diruang ICU rumah sakit Batara Siang.

Selain kasus Asriadi, Lutfi juga meneliti kejadian membludaknya pasien yang tidak terlayani pada hari Senin lalu. Kejadian itu disebabkan komite medik mengadakan rapat internal bersama dokter, yang menuntut pembayaran tambahan penghasilan yang tertunda selama 1 bulan.

"Kejadian hari Senin bukan semata-mata kesalahan manajemen RS Batara Siang, melainkan akibat ulah para dokter yang mogok melayani pasien hanya karena tambahan penghasilan belum terbayarkan. Sebenarnya para dokter bisa memaklumi karena keterlambatan pencairan hanya selama sebulan oleh pemerintah daerah," ungkap Lutfi.

Dengan didampingi Ibu Hj. Andi Nirawati, Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dari Fraksi Partai Gerindra, Lutfi kemudian menghubungi Direktur RS Batara Siang melalui WhatsApp untuk mengajukan beberapa permintaan, antara lain:

Meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien

Menjaga tutur kata agar keluarga pasien tidak mengalami ketersinggunga

Menghindari mengadakan rapat pada jam-jam padat pasien di rumah sakit.

Pernyataan Direktur RS Batara Siang

Setelah dihubungi oleh Lutfi, Direktur RS Batara Siang dr. Marlina Made memberikan tanggapan langsung. Dia mengakui adanya keterbatasan peralatan medis di rumah sakit dan bahwa proses rujukan pasien Asriadi memang mengalami hambatan.

"Kami menyadari kondisi ini dan sedang melakukan evaluasi internal. Terkait keterbatasan peralatan, kami telah mengajukan usulan kepada pemerintah daerah untuk penambahan peralatan agar pelayanan bisa lebih maksimal," ujar dr. Marlina.

Mengenai mogok dokter hari Senin lalu, dia menyatakan bahwa manajemen telah melakukan koordinasi dengan komite medik untuk menemukan solusi. "Kami sedang berusaha memecahkan masalah pembayaran tambahan penghasilan agar tidak terjadi lagi mogok yang mengganggu pelayanan pasien. Kami juga akan mematuhi semua permintaan Komisi II mengenai penjadwalan rapat dan tutur kata petugas," tambahnya.

Dr. Marlina juga menambahkan bahwa pihak rumah sakit akan melakukan pengecekan ulang terhadap proses penanganan pasien Asriadi secara menyeluruh, guna mencegah terjadinya kesalahan serupa di masa depan.*

 ( Ahmad Latif/RNN Com. )

Tak-berjudul81-20250220065525