Di Hari Disabilitas Sedunia, Ketua DPC AKPERSI Gorontalo Guncang Kesadaran Publik: “Jangan Biarkan Mereka Berjuang Sendirian!”
Gorontalo — Di tengah hiruk-pikuk rutinitas yang kian memadat, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Keluarga Pers Indonesia (DPC AKPERSI) Kabupaten Gorontalo, M. Refsi Rhey Musa, kembali menggugah nurani publik. Tepat di momentum Hari Disabilitas Sedunia, 3 Desember 2025, Refsi mengangkat suara lantang, bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi sebagai panggilan moral agar masyarakat kembali membuka mata pada kenyataan yang sering luput dari perhatian.
Dalam pernyataan yang penuh tekanan emosional, Refsi menegaskan bahwa para penyandang disabilitas bukanlah objek belas kasihan, melainkan manusia yang memiliki hak, potensi, serta mimpi besar yang kerap terhenti bukan karena keterbatasan fisik, melainkan karena minimnya ruang dan dukungan.
"Kita sering lupa bahwa mereka berjuang lebih keras dari kita setiap hari. Hari Disabilitas Sedunia bukan untuk dirayakan dengan slogan, tetapi untuk mengingatkan kita bahwa masih banyak dari mereka yang berjalan dalam gelap, menunggu tangan-tangan yang peduli,” tegas pria yang akrab disapa Rey tersebut.
Ia juga mengingatkan bahwa di balik angka-angka statistik, terdapat kisah tentang perjuangan, air mata, dan impian yang tertunda. Banyak penyandang disabilitas di daerah yang masih tertinggal dalam akses pendidikan, pekerjaan, bahkan layanan dasar yang seharusnya menjadi hak mereka.
Rey menyerukan agar pemerintah daerah, lembaga sosial, komunitas, hingga elemen pers bergerak lebih aktif dalam membuka ruang inklusi. Baginya, kepedulian tidak cukup ditunjukkan dalam bentuk program, tetapi harus diwujudkan dalam keberlanjutan komitmen serta perubahan pola pikir masyarakat.
"Mari berhenti menunggu momentum. Inklusi harus menjadi napas keseharian kita. Kita tidak boleh membiarkan mereka berjuang sendirian,” pungkasnya, sambil menegaskan bahwa AKPERSI akan terus menjadi garda yang mengawal isu kemanusiaan tersebut.
Pernyataan Ketua DPC AKPERSI Gorontalo ini sontak menjadi pengingat keras bahwa Hari Disabilitas Sedunia bukanlah sekedar tanggal di kalender, tetapi sebuah alarm agar seluruh pihak kembali menata empati, menegakkan keadilan, dan memastikan bahwa tidak ada satu pun warga yang dibiarkan tertinggal. (red)


