Air Mata di Bawah Doa Ibu: Refsi Rey Musa Persembahkan Salam Cinta untuk Hari Ibu Bagi AKPERSI dan FFC

Table of Contents


GORONTALO – Tanggal 22 Desember bukan sekadar penanda Hari Ibu. Ia adalah hari ketika dunia sejenak berhenti, menunduk, dan belajar kembali tentang arti pengorbanan. Di balik senyum kita hari ini, ada air mata ibu yang pernah jatuh diam-diam di malam panjang penuh doa.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Keluarga Pers Indonesia (DPC AKPERSI) Kabupaten Gorontalo, sekaligus Pembina Komunitas Driver Online Family Fighter Community / FFC Kota Gorontalo, Refsi Rey Musa, dengan suara lirih namun penuh makna, menyampaikan ucapan Hari Ibu 22 Desember 2025 kepada seluruh ibu di dunia, para perempuan tangguh yang rela mengorbankan segalanya demi kehidupan anak-anaknya.

“Seorang ibu adalah cinta yang tidak pernah meminta balasan. Ia lelah, tapi tak pernah mengeluh. Ia terluka, tapi tetap tersenyum. Bahkan ketika dunia menyakitinya, ia masih menyisakan doa untuk anak-anaknya,” tutur Rey.

Menurutnya, ibu adalah Madrasah pertama bagi manusia, tempat nilai-nilai kehidupan ditanamkan dengan kasih sayang, bukan dengan kata-kata keras. Dari rahim ibu, lahir generasi. Dari doa ibu, lahir kekuatan yang sering kali tak disadari.

Rey juga mengingatkan sebuah kenyataan pahit yang kerap luput dari nurani manusia. Seorang ibu mampu merawat sepuluh orang anak dengan penuh cinta dan kesabaran. Namun, sepuluh orang anak belum tentu mampu merawat seorang ibu di usia senjanya. Kalimat ini, katanya, seharusnya cukup untuk mengguncang hati siapa pun yang masih memiliki nurani.

Ia menegaskan, pengorbanan ibu tidak mengenal hitungan. Siang dan malam dilewati tanpa pamrih, bahkan ketika tubuhnya melemah dan langkahnya mulai tertatih. Ironisnya, tidak sedikit ibu yang justru menua dalam kesepian, menunggu uluran tangan anak-anak yang dulu ia besarkan dengan air mata dan doa.

Rey mengajak seluruh insan pers, aliansi driver online serta masyarakat untuk kembali merenungi betapa agungnya kedudukan seorang ibu, sebagaimana dimuliakan dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman

"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Kulah kembalimu.”

(QS. Luqman: 14)

Ayat suci ini, kata Rey, adalah pengingat bahwa setiap langkah kita hari ini adalah hasil dari perjuangan ibu yang sering tak terlihat, namun tak pernah berhenti.

“Jika hari ini kita berdiri, berbicara, dan bermimpi, itu karena ada ibu yang dulu memilih bertahan meski lelah. Jangan tunggu ibu pergi untuk merindukannya. Jangan tunggu senyumnya hilang untuk menyadari betapa berharganya ia,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Di momen Hari Ibu 2025 ini, Rey berharap penghormatan kepada ibu tidak berhenti pada ucapan dan bunga semata, tetapi diwujudkan dalam bakti, kasih sayang, perhatian, dan doa yang tak pernah putus, terutama saat ibu memasuki usia senja dan membutuhkan kita lebih dari sebelumnya.

Karena sejatinya, selama doa ibu masih terucap, dunia belum sepenuhnya gelap. Dan selama ibu masih ada, rumah akan selalu menjadi tempat paling hangat untuk pulang. (*)

Tak-berjudul81-20250220065525