Manfaatkan Tanaman Toga, KWT Griyoso, Musi Rawas Hasilkan Minuman Japleng Omset Jutaan Rupiah
PRODUK- Ibu-ibu KWT Desa Griyoso saat memasarkan produk Japleng yang sudah siap jual./Foto: Istimewa
RNN, COM, MUSI RAWAS- Kata Japleng tidak terbiasa kita dengar namun, di Desa Griyoso, Kecamatan Jayaloka, Kabupaten Musi Rawas (Mura) memberi warna terbaru bagi wanita yang tergabung di Kelompok wanita Tani (KWT).
Pasalnya dari tanaman herbal yang ada sekitaran rumah atau tanaman obat keluarga (Toga) dimanfaatkan ibu-ibu kreatif untuk menjadi obat yang berbentuk minuman.
Dan ini merupakan olahan serbuk dari tanaman jahe, pinang dan lengkuas atau disebut Japleng.
Desa yang memiliki 2077 jiwa dengan luas wilayah 1890,10 hektar2 ini dari 15 km dari kecamatan dan 100 km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Mura rata-rata suaminya bekerja sebagai petani, mulai dari penyadap karet dan bertani sawit.
Karena tingkat ekonomi masih sangat sulit, KWT Desa Griyoso berinisiatif untuk membuka usaha terkendala dengan modal, pengetahuan dan keterampilan.
Motivasi mengikuti program dari Medco guna menambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang berbagai hal (UKM) seperti pengolahan serbuk minuman segar (Japleng) yang menjadi usaha KWT Mekar Jaya sampai sekarang ini serta produk makanan lainnya.
JAHE- Ibu-ibu KWT saat memeras jahe yang akan dibuat japleng. /Foto: Istimewa
Saat diwawancarai Widianti dari KWT Mekar Jaya mengatakan bahwa inisiasi pembuatan Japleng sendiri kami dari PT Medco, kita diberikan bimbingan dari PT Medco untuk membuat serbuk Japleng Ini
Japleng ini sendiri tidak butuh lahan yang luas cukup pemanfaatan tanaman toga yang ada di belakang dan depan rumah dan ada lagi rempah-rempah lainnya"Untuk cara pembuatannya sendiri awalnya kita siapkan bahan dasar jahe, pinang dan lengkuas kita parut lalu kita endapkan selama satu jam, lalu kita masak japlengnya, ditambah gula". Ucap Widianti saat diwawancarai Senin (3/11/2025)
Setelah japleng telah mengkristal, lalu jadilah gumpalan, kemudian kita blender dan kita ayak setelah jadi serbuk kemudian kita kemas.
Dijelaskan Widianti untuk pembuatannya sendiri berlangsung dirumahnya tepatnya Dusun 1, Sukorejo Desa Griyoso, dan pembuatan japleng ini sendiri dimulai dari 2018 atau sejak berdirinya Medco di Kecamatan Jayaloka.
Alhamdulillah dengan berdirinya PT Medco di Kecamatan Jayaloka bisa membimbing kita untuk membantu perekonomian keluarga kami. Atau epek berganda dari kehadirian hulu migas di Kecamatan kami.
"Untuk sehari kita produksi japleng 3 kg dan langsung habis, yang kita jual sudah dikemas dengan per sachetnya Rp15 ribu". Papar Widia yang merupakan anggota dari KWT Mekar Jaya ini
Dalam satu kg kita dapat 10 bungkus dengan satu bungkus beratnya 10 ons jadi dari 3 kg akan mendapatkan 30 bungkus.
Lanjut Widia, Japleng banyak sekali manfaatnya mulai dari untuk menjaga ketahanan tubuh, membantu stamina pria maupun wanita, dan menghangatkan tubuh. Dan itu bisa juga dicampur dengan madu maupun susu.
Untuk bahan japleng kita tanam sendiri, dan sebelumnya kita pernah diberikan bibit jahe yang diberikan ke pada pihak KWT kami dan setiap anggota pasti menanamnya juga. Selain itu ada juga pemberian mesin untuk pemecah jahe,
Ditambahkan Widia, Japleng ini merupakan produk unggulan dan primadona di Desa Griyoso, waktu Covid19 pemasaran japleng hinggah luar daerah seperti Jakarta, Lahat, dan kantin-kantin Medco serta warga Kecamatan Jaya loka.
Karena setiap acara hajatan di Desa Griyoso atau Kecamatan Jayaloka pasti warga memesan japleng dan apalagi saat bergadang banyak digunakan warga.
Dengan adanya pembuatan UMKM japleng yang pastinya sangat menguntungkan baik di KWT kami maupun untuk keluarga kami dengan bisa menambah pendapatan keluarga seperti membantu anak sekolah.
Karena modal awal dari desa dan anggota dan sekarang terus berjalan dan dalam kelompok ada 6 orang dan setiap pembuatan selalu kompak. Dan kita buat buat japleng dua hari sekali dengan pembuatannya pada soreh hari.
"Dengan hadirnya KWT kita bisa menambah ilmu karena sebelumnya kita tidak mengetahui dan sekarang bisa menghasilkan uang" ucapnya lagi
Untuk modalnya dalam 3 kg japleng hanya Rp150 ribu dengan untung bersihnya dalam satu kg dapatkan Rp70 ribu dan kalau sehari 3kg. Jadi mendapatkan untung Rp210 ribu perharinya dan kalau dalam sebulan bisa mencapai jutaan rupiah.
Untuk bagi hasil untungnya kita dalam sebulan sekali kita bagi rata sesuai dengan anggota kami dengan per orang bisa mencapai Rp700 ribu dan itu lain dari modal.
Yang jadi kendala saat ini yakni terkait pemasarannya, kendala dari waktu dan dari anggota KWT sendiri
"Ia berharap kedepannya KWT kami lebih maju lagi dan pihak perusahaan bisa membimbing kami lagi" tambahnya lagi.
SERBUK- Serbuk Japleng yang sudah siap masukan dalam sachet dan siap dipasarkan./Foto: Istimewa
Sementara itu Suwarti Ketua TIM TP PKK Desa Desa Griyoso mengatakan ucapkan terimakasih kerja sama dari PT Medco dan pihak dinas terkait dan alhamdulilah berkat kerja sama bisa menjadi desa Griyoso pantes (Produktif, nyata, agamamis, ekonomis dan sehat)
"Berkat kerjasama dari 2018 hinggah sekarang banyak peningkatan di desa kami dalam segi pemberdayaan UMKM, bahkan untuk PKK sudah mendapatkan prestasi" ucap Suwarti
Lanjut Istri dari Kades Griyoso ini menyampaikan juga selain itu dengan pemberdayaan dari PT Medco ini mambawa dampak positif bagi ibu-ibu di KWT kami, yang selama ini menganggur dan sekarang ada kegiatan dan selain bia mendapatkan penghasilan tambahan dari pembinaan tersebut.
Desa yang memiliki Enam dusun dengan empat KWT, 43 kelompok dasawisma semua aktip dan dalam mengadakan kegiatan itu sering dilakukan pertemuan rutin, dengan memberikan bimbingan dengan cara bercocok tanam dan pengolahan UMKM.
"Mudah-mudahan bersama desa kami dengan PT Medco selalu baik dan berjalan dengan lancar dan berjalan waktu akan bertambah pengalaman dan nantinya UMKM kami mampu membuka lapangan pekerjaan dengan meningkat perkeonoian dan mengurangi angka Pengangguran". Tambahnya
Ditempat yang sama Camat Jayaloka Aliaman sangat menyambut baik adanya kehadiran hulu migas PT Medco di Desa Griyoso ini karena bisa membina ibu-ibu yang selama ini menganggur dan bergantung dengan suaminya, dan sekarang tidak lagi.
"Karena ada tambahan pendapatan ekonomi dari olehan UMKM khususnya japleng, jadi binaan PT Medco kepada ibu-ibu KWT sangat bermanfaatlah dan sangat direspon baik oleh warga." Ucap Aliaman yang pernah menjabat Camat Selangit ini
Kita harap binaan dari PT Medco kepada warga-warga di Jayaloka terus berjalan baik kedepannya,
Lanjutnya, namun yang jadi kendala saat ini, soal pemasarannya karena, untuk pengemasan dan pemasaran masih sangat kurang terutama untuk dibidang online.
"Diharap kedepannya PT Medco bisa memberikan pelatihan kembali kepada ibu-ibu KWT Griyoso yang nantinya bisa memasarkan produknya dengan baik". Tambahnya. (Adi)




