Langkah Sang Ayah: Keteladanan Kapolsek Paguyaman Iptu Juwari di Hari Ayah Nasional

Table of Contents

 



Boalemo — Di balik seragam cokelat yang melekat, tersimpan hati seorang ayah yang lembut, penuh kasih, dan sarat makna pengabdian. Dialah Iptu Juwari, S.H., Kapolsek Paguyaman, sosok yang dikenal tegas dalam tugas namun penuh kehangatan dalam peran sebagai kepala keluarga.

Tepat di Hari Ayah Nasional, 12 November 2025, pria kelahiran Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo ini membagikan kisah yang tak sekadar tentang jabatan, melainkan tentang perjalanan seorang ayah yang menuntun, melindungi, dan menjadi teladan, baik di rumah maupun di tengah masyarakat.

Selama 21 tahun mengabdi di Kepolisian Republik Indonesia, Iptu Juwari menapaki kariernya dengan penuh dedikasi. Ia memulai pengabdian di Polda Gorontalo tahun 2004, menghabiskan 17 tahun di Direktorat Intel, hingga akhirnya dipercaya memimpin Polsek Paguyaman.

“Alhamdulillah, sejak diamanahkan menjadi Kapolsek Paguyaman, saya merasa lebih dekat dengan masyarakat. Ini bukan sekadar jabatan, tapi ladang pengabdian dan ladang amal,” ucapnya penuh syukur.

Sebagai ayah dari tiga anak, dua putra dan satu putri yang kini beranjak remaja, Iptu Juwari mengaku peran ayah sering kali berjalan dalam diam. Tidak banyak bicara, tapi langkahnya menjadi arah bagi keluarga.

"Peran seorang ayah itu kadang tidak terlihat, tapi langkahnya adalah pijakan bagi anak-anaknya. Kalau ayahnya bijaksana, anaknya akan meniru. Kalau ayah suka membantu orang, insyaallah anaknya pun tumbuh dengan hati yang sama,” ujarnya lirih.

Matanya sempat berkaca ketika mengenang kedua orang tua yang telah berpulang.

"Ayah dan ibu sudah tiada, tapi doa mereka masih saya rasakan sampai hari ini. Doa itulah yang membuat saya tetap kuat, berdiri sebagai pelindung bagi keluarga dan masyarakat,” tuturnya dengan suara bergetar.

Namun ada pesan yang ia sampaikan dengan penekanan penuh makna, pesan yang bukan hanya untuk anak-anaknya, tapi juga bagi seluruh personel Polsek Paguyaman yang ia pimpin:

"Menjadi ayah itu bukan hanya soal memberi contoh, tapi dapat menjadi contoh. Karena anak tidak hanya mendengar apa yang kita katakan, tapi melihat apa yang kita lakukan. Begitu juga dengan personel di kepolisian. Kita harus jadi contoh, bukan hanya bagi keluarga, tapi juga bagi masyarakat yang kita layani.”

Bagi Iptu Juwari, seorang ayah sejati tidak diukur dari seberapa keras ia bekerja, tetapi seberapa besar ia menghadirkan cinta dan teladan di setiap langkah.

"Menjadi ayah adalah tanggung jawab dunia akhirat. Jadilah panutan, kebanggaan bagi anak-anak, dan cahaya bagi keluarga,” pesannya dengan nada lembut.

Tak lupa, ia menuturkan pesan mendalam untuk generasi muda yang kelak akan memegang peran yang sama:

"Berbaktilah kepada orang tua dan agama. Ketika kelak menjadi ayah, jadilah pelindung yang menuntun, bukan menuntut. Jadilah panutan bagi keluarga dan masyarakat.”

Sosok Kapolsek Paguyaman Iptu Juwari menjadi cermin keteladanan di Hari Ayah Nasional ini, bahwa di balik kewibawaan dan tugas berat seorang aparat penegak hukum, tersimpan hati seorang ayah yang berjuang mencintai dengan ketulusan tanpa pamrih.

Langkahnya bukan hanya menjaga keamanan wilayah, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan bagi anak, keluarga, dan seluruh personelnya.

Karena bagi Iptu Juwari, “setiap langkah ayah adalah doa yang hidup dalam jejak anak-anaknya.” (Rey)

Tak-berjudul81-20250220065525