Media Lokal di Pangkep Terpinggirkan, Suara Daerah Belum Sepenuhnya Dihargai
Pangkep – 22 Oktober 2025. Di tengah semangat transparansi dan keterbukaan informasi publik, sejumlah jurnalis media lokal di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) menyuarakan keluhan terkait perlakuan diskriminatif yang masih sering mereka alami dalam berbagai kegiatan resmi pemerintahan dan sosial kemasyarakatan.
Fenomena ini bukanlah isu baru. Sejumlah jurnalis lokal merasa bahwa perhatian terhadap media daerah belum setara dengan media nasional atau media dari luar kabupaten. Dalam berbagai kesempatan peliputan, awak media lokal kerap kali tidak diundang, kesulitan mengakses dokumentasi, atau bahkan tidak mendapatkan informasi yang sama dengan rekan-rekan media lainnya.
"Kami tidak menuntut lebih. Kami hanya ingin diperlakukan setara, karena kami juga memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat Pangkep," ujar seorang jurnalis lokal yang memilih untuk tidak disebutkan namanya.
Padahal, peran media lokal sangat krusial dalam menyebarkan informasi yang relevan bagi masyarakat, terutama yang berkaitan dengan kegiatan pemerintahan, sosial, dan kemasyarakatan di tingkat kecamatan hingga desa. Media lokal seringkali menjadi sumber informasi utama bagi warga yang sulit dijangkau oleh media besar.
Beberapa pengamat berpendapat bahwa ketidaksetaraan ini muncul akibat kurangnya pemahaman sebagian pihak mengenai pentingnya media lokal sebagai pilar informasi dan mitra strategis pemerintah daerah. Selain itu, sistem komunikasi dan koordinasi antar lembaga juga dinilai belum efektif.
"Pemerintah daerah seharusnya memberikan ruang dan perlakuan yang adil kepada semua media, baik lokal maupun nasional. Tugas pers adalah menyampaikan kebenaran dan mengedukasi masyarakat. Jika media lokal diabaikan, informasi di tingkat bawah tidak akan tersampaikan secara utuh," tegas seorang pegiat media di Pangkep.
Para jurnalis berharap agar ke depannya, setiap kegiatan pemerintahan dan lembaga publik di Kabupaten Pangkep dapat lebih terbuka dan melibatkan seluruh elemen media tanpa pilih kasih. Hal ini bukan hanya sebagai bentuk penghargaan terhadap profesi jurnalis, tetapi juga sebagai wujud komitmen bersama dalam membangun daerah yang informatif dan transparan.
Dengan segala keterbatasan yang ada, media lokal terus berupaya menjaga independensi, profesionalisme, dan semangat dalam menyuarakan kepentingan masyarakat. Bagi mereka, menjadi jurnalis di daerah bukan sekadar profesi, melainkan juga panggilan untuk mengabdi pada kebenaran dan kemajuan Pangkep.


