Refan Monoarfa Lolos Bintara TNI Setelah Berkali-kali Gagal Jadi Polisi, Angkat Derajat Keluarga di Bolsel

Daftar Isi

RNN.com
Bolsel, 12 Juli 2025 — Air mata kebahagiaan menyelimuti kediaman keluarga Monoarfa di Desa Tangagah, Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, setelah nama Refan Monoarfa resmi dinyatakan lulus sebagai calon Bintara TNI. Kabar ini menjadi akhir manis dari perjalanan panjang penuh perjuangan yang dilalui pemuda tersebut.

Refan, anak kedua dari pasangan Saidin Monoarfa dan Ristina Laselo, telah beberapa kali mencoba peruntungan untuk menjadi anggota Polri. Sejak duduk di bangku SMA Negeri Milangodaa, ia memimpikan menjadi aparat penegak hukum, namun kenyataan tak semudah harapan. Tahun 2024, Refan mendaftar polisi untuk pertama kalinya, diantar menggunakan mobil pick up yang sempat mogok di Amurang dan terkena tilang. Meski begitu, ia tetap melanjutkan perjalanan dan mengikuti seluruh tahapan tes meskipun harus bolak-balik Bolsel–Manado dengan motor tua di tengah musim hujan.

Perjuangannya tak berhenti di situ. Ia kembali gagal di tahap Pantukhir Daerah. Tak ingin menyerah, Refan mencoba jalur TNI namun kembali kandas di tahap parade. Tahun 2025, ia kembali mencoba mendaftar polisi. Namun nasib belum berpihak. Dari kesulitan mencari tempat kos hingga kegagalan pada tes kesehatan pertama, perjuangannya kembali berakhir tanpa hasil.

Meski sempat hampir kehilangan semangat, Refan kembali mencoba mendaftar sebagai calon Bintara TNI. Kondisi sang ayah yang tengah sakit tidak menghalangi mereka untuk tetap berangkat ke Manado, dengan penuh pengorbanan dan tekad. Sepulang dari mengurus berkas, Refan memilih bekerja sebagai buruh harian untuk membantu kebutuhan kos dan keluarganya, sembari menunggu jadwal seleksi berikutnya.

Pengorbanan itu akhirnya terbayar. Setelah dinyatakan lolos parade daerah, Refan mengikuti karantina dan seleksi tingkat pusat. Air mata bahagia pun tumpah saat namanya diumumkan lolos sebagai calon Bintara TNI di satuan kesehatan. Ia pun resmi diberangkatkan dari Bandara Sam Ratulangi Manado menuju Jakarta untuk mengikuti pendidikan militer.

“Alhamdulillah, doa kami terkabul. Semua perjuangan dan air mata ini terbayar. Kami hanya ingin melihat anak kami berhasil dan menjadi kebanggaan desa,” ungkap sang ibu, Ristina Laselo, dengan suara terbata-bata.

Kisah Refan menjadi cerminan bahwa kegagalan tidak selalu menjadi akhir dari sebuah perjuangan. Semangat, doa, dan pengorbanan akhirnya mengantarkannya menjadi salah satu putra terbaik yang akan mengabdi bagi bangsa dan negara. Kini, nama Refan Monoarfa tidak hanya menjadi kebanggaan keluarga, tetapi juga membawa harapan baru bagi pemuda desa yang berani bermimpi dan tak pernah menyerah.(Rey)

Tak-berjudul81-20250220065525
dr-H-Syarif-Hidayatulloh-Sp-B-FICS-AIFO-K-DIRUT-RSUD-LOMBOK-TIMUR-20250219-201701-0000-1