Ratusan Lanting Jek Tak Lagi Beroperasi, Warga Melawi Kalbar Beralih Profesi
RNN.com - Melawi, Kalimantan Barat — Informasi yang beredar mengenai masih aktifnya ratusan lanting jek dari Kayan hingga Masam kini dipertanyakan kebenarannya. Berdasarkan investigasi lapangan dan konfirmasi kepada sejumlah warga, sebagian besar aktivitas penambangan tradisional tersebut telah berhenti sejak lama.
Banyak warga yang sebelumnya bekerja sebagai penambang emas tanpa izin (PETI) kini telah beralih profesi. Mereka memilih untuk bertani, berkebun, atau mencari pekerjaan lain karena sulitnya bertahan hidup di sektor tambang. Beberapa peralatan lanting jek bahkan terlihat tidak lagi digunakan dan dibiarkan terbengkalai.
“Kami sudah lama berhenti. Sekarang susah kerja di situ, malah tekor. Jadi lebih baik beralih ke pekerjaan lain,” ujar salah satu warga yang dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Warga juga menyoroti narasi pemberitaan yang dianggap tidak berimbang. Beberapa media disebut menggunakan foto-foto lama untuk menggambarkan seolah-olah aktivitas tambang masih marak dilakukan oleh masyarakat, padahal kenyataannya tidak demikian. Narasi semacam ini dianggap dapat menyesatkan dan menyudutkan masyarakat lokal.
“Banyak berita yang tidak mencerminkan fakta di lapangan dan tidak melibatkan konfirmasi langsung dari warga atau pihak terkait,” tambahnya.
Pantauan tim investigasi di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar lanting jek yang dulu aktif kini hanya teronggok di tempat, tak lagi digunakan.
Warga berharap agar pemberitaan yang disampaikan ke publik dapat lebih memperhatikan kondisi sosial ekonomi mereka. Saat ini, mereka menghadapi tantangan berat dalam mencari nafkah secara halal di tengah keterbatasan lapangan pekerjaan.
“Kami hidup semakin sulit. Jangan dipersulit lagi. Kami hanya ingin mencari penghidupan yang halal, bukan merampok,” ujar warga lainnya.
Masyarakat berharap adanya perhatian dan solusi nyata dari pihak berwenang untuk membuka akses pekerjaan baru yang layak, demi keberlangsungan hidup keluarga mereka.(Supardi Nyot)