Demo Mahasiswa Jilid II, Di Kantor Pemkab Mura, Sempat Memanas Ini Ceritanya

RNN, COM, MUSI RAWAS- Aksi dorong-dorongan antara Pemerintah Kabupaten Musi Rawas (Mura) dengan mahasiswa warnai demo Mahasiswa yang kembali gelar aksi demo jilid II. Senin (16/5/2025)
Hal ini terlihat saat Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus dan Aliansi Mahasiswa Silampari (HMI, KAMMI, IMM dan PMII)
Aksi demo jilid II yang dimulai pada pukul 11.15 WIB menuntut kinerja 100 hari masa kepemimpinan Bupati Musi Rawas, Hj Ratna Machmud 2025-2030. Yang berlangsung di halaman Pemkab Musi Rawas.
Saat gelar aksi demo mereka memaksa masuk untuk menemui Bupati Mura yang saat itu berada diruangannya, dengan itu mereka mendorong para penghadang aksi demo yang sempat dihadang oleh rombongan Poll PP dan Pihak Kepolisian.
Sehinggah mereka lakukan aksi dorong-dorongan dan membuat demo agak panas-panas.
Namun mereka mereda setelah mereka disuruh untuk lakukan audiensi di dalam Kantor Bupati.
Namun tiba-tiba mereka kembali keluar dan Bupati yang didampingi para pejabat langsung menemui massa
Bahkan saat itu yang mendung, langsung hujan dengan itulah massa tetap berada di lapangan meski diguyuri hujan.
Dalam kesempatan ada delapan tuntutan yang pertama tuntaskan program janji politik, Bupati Mura.
Kedua perbaikan jalan dan jembatan yang rusak di setiap desa yang ada dalam Kabupaten Mura. Ketiga perbaikan gedung sekolah dengan pengelolaan anggaran yang tepat, keempat mempertanyakan kepedulian terhadap masyarakat dengan rumah dinas yang mewah padahal angka kemiskinan mencapai 13,44 persen di tahun 2024.
Kelima, kembalikan Musi Rawas sebagai lumbung padi, dengan pertegas alih fungsi lahan. Keenam mempertanyakan kelanjutan dari rumah tahfiz. Ketujuh mempertanyakan kejelasan beasiswa kuliah dua orang disetiap desa seperti apa bentuk sosialisasinya. Dan terakhir mendesak Bupati mundur dari jabatannya karena masyarakat mura membutuhkan masyarakat yang cerdas progres dan berdampak bagi masyarakat Mura.
Koordinator Lapangan (Korlap) Muhammad Arka mengatakan, aksi ini merupakan aksi kedua, ada delapan tuntutan dalam aksi ini, namun pihaknya mengaku kecewa dengan apa yang disampaikan oleh Bupati Mura, Hj Ratna Machmud.
“Kami sedikit kecewa dengan apa yang disampaikan Bupati terkait dengan apa yang menjadi tuntutan kami, bupati hari ini bupati yang angkuh datang secara seremonial dan pergi tidak ada kepastian,” tambahnya
Sementara Ketua KAMMI, Tomi mengaku, kecewa dengan respon Bupati Mura yang tidak memuaskan. Bahkan apa yang menjadi tuntutan tidak di sepakati dan tidak ditanda tangani.
“Responnya sangat tidak memuaskan dan kami juga tidak diberi ruang, kami tahu mana jalan Provinsi mana jalan Kabupaten, namun yang kami inginkan adalah bagaimana realisasinya. Jika itu memang jalan Provinsi atau jalan Negara, mari kita cari solusinya agar jalan tersebut dapat segera diperbaiki,” jelasnya
Dalam aksi ini menurut dia pihaknya menginginkan bupati menjawab janji 100 hari kerja seperti jalan desa mulus, namun nyatanya banyak jalan desa maupun kabupaten berbanding terbalik dengan jalan kabupaten tetangga dan itu banyak dirasakan,” jelasnya.
Sementara itu Bupati Mura, Hj Ratna Machmud mengaku semua program sudah direalisasikan, dan semua program tersebut tidak akan keluar dari visi misi Kabupaten Mura. “Saya memimpin Kabupaten Mura ini sudah dua periode, selama tiga tahun setengah semua program sudah di realisakan,” jelasnya.
Menurut dia, banyak program yang berpihak dengan masyarakat telah direalisasikan seperti jalan dan jembatan. “Kalau untuk jalan Muara Kelingi dan Muara Lakitan itu merupakan jalan provinsi, artinya bukan kewenangan kita dalam melakukan perbaikan,” Tambahnya. (Nasrullah)