Kurnia Hamdani, Potret Wartawan Idealis di Tengah Tantangan Zaman

Daftar Isi

RNN.com 
 - Rantauprapat, 8 Mei 2025 — Di tengah derasnya arus digitalisasi dan pergeseran nilai dalam dunia jurnalistik, nama Kurnia Hamdani mencuat sebagai salah satu wartawan idealis yang tetap konsisten menjaga integritas profesi. Wartawan senior asal Kabupaten Labuhanbatu ini dikenal luas karena keberaniannya mengangkat isu-isu sensitif yang menyentuh kepentingan publik.

Berbekal semangat dari latar belakang kehidupan sederhana—anak seorang kerani di PT Perkebunan Nusantara 9 Tembakau—Kurnia menapaki dunia jurnalistik dengan penuh ketekunan dan prinsip. Tidak sekadar menulis berita, Kurnia dikenal karena karya-karyanya yang sarat dengan empati dan nilai kemanusiaan.

Sebagai pewarta di Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Sumatera Utara, Kurnia telah menghasilkan berbagai laporan mendalam, mulai dari kasus kekerasan aparat terhadap warga kecil, pengungkapan jaringan narkoba, sejarah geng motor di Labuhanbatu, hingga isu-isu sosial seperti kaum difabel dan para pemudik yang lolos dari penyekatan saat pandemi COVID-19.

Kurnia mengaku tak jarang menghadapi tekanan dan intimidasi dari pihak-pihak yang merasa terusik oleh pemberitaannya. Namun, ia menegaskan bahwa tekanan justru menjadi semangat untuk terus mengungkap kebenaran.

"Tekanan dan ancaman itu pasti ada. Tapi kita harus menyikapinya dengan bijak. Menjadi wartawan bukan perkara mudah. Ketika kita mencoba mengungkap fakta, tekanan datang dari pihak yang terganggu. Tapi bagi saya, itu adalah tantangan," ujarnya kepada wartawan, Kamis (8/5) di Rantauprapat.

Dalam setiap liputan, Kurnia selalu menekankan pentingnya menjaga etika profesi dan integritas. Ia menyebut bahwa profesionalisme wartawan bukan hanya soal kemampuan menulis, tetapi juga kesadaran moral dalam menyampaikan informasi secara akurat dan adil.

Ia juga berharap para pemangku kebijakan lebih terbuka terhadap wartawan, agar fungsi kontrol sosial media berjalan maksimal dan tidak terjadi disinformasi.

"Etika itu krusial untuk menjaga kredibilitas. Kalau satu wartawan melanggar etika, dampaknya bisa merugikan semua. Maka penting bagi pejabat juga untuk siap menjalani proses jurnalistik secara terbuka," tuturnya.

Kurnia juga menyoroti perlunya menghapus diskriminasi terhadap wartawan, khususnya di wilayah Labuhanbatu, agar tercipta iklim jurnalistik yang sehat dan mampu melahirkan karya-karya yang membangun kesadaran publik.

"Jurnalistik bukan alat untuk menghukum secara sembrono. Keadilan harus menjadi prioritas, bukan hanya sensasi atau kepentingan tertentu," tegasnya.

Setelah lebih dari 15 tahun berkecimpung di dunia pers, Kurnia berpesan agar insan pers senantiasa berhati-hati dalam menyampaikan informasi, serta terus belajar dan membaca agar tak kehilangan arah dalam mengemban amanat sebagai penyambung suara rakyat.

"Wartawan itu seperti pisau bermata dua. Harus digunakan oleh tangan yang tepat dan dengan hati-hati. Intinya, kesadaran," pungkasnya.(Supriyadi)

Tak-berjudul81-20250220065525
dr-H-Syarif-Hidayatulloh-Sp-B-FICS-AIFO-K-DIRUT-RSUD-LOMBOK-TIMUR-20250219-201701-0000-1