Jalan Rusak, Jiwa Tak Retak: Pemuda Paguyaman Pantai Bangkit Tanpa Negara

Daftar Isi

RNN.com
- Boalemo, 24 Mei 2025 – Di tengah derita jalanan rusak yang bertahun-tahun tak tersentuh, secercah harapan muncul dari tangan-tangan muda di Paguyaman Pantai. Saat janji tinggal wacana dan para wakil rakyat berlindung di balik meja birokrasi, justru para pemuda yang turun langsung memperbaiki luka jalanan yang selama ini diabaikan.

Aksi perbaikan jalan yang dimulai sejak 19 Mei dan rampung pada 23 Mei 2025 ini menjadi simbol kebangkitan rakyat. Dengan semangat gotong royong dan dana swadaya masyarakat, mereka menambal lima titik jalan kritis di wilayah Pontolo. Bukan karena tugas, melainkan karena panggilan nurani.

Ironisnya, ketika proposal diajukan, hanya dua anggota DPRD Provinsi Gorontalo yang merespons—masing-masing dengan sumbangan Rp150.000 dan Rp300.000. Angka yang lebih menyerupai satire ketimbang solusi. Namun alih-alih menyerah, para pemuda tetap melangkah.

“Dua hari kami bolak-balik ke Kota Gorontalo, tapi pulang dengan tangan kosong. Tapi semangat kami justru makin besar,” ujar Harun Rajiku, koordinator aksi. Bersama Forum Masyarakat Peduli Paguyaman Pantai, mereka mengetuk pintu demi pintu, mengumpulkan rupiah demi rupiah, melawan panas dan hujan, demi satu tujuan: keselamatan warga.

“Ini bukan proyek besar. Ini bukti bahwa rakyat bisa, meski tanpa anggaran negara,” kata Ais Mustapa, koordinator dana. Ia menambahkan, “Kami tak menuntut kemewahan. Kami hanya ingin pemerintah melihat, mendengar, dan hadir.”

Gerakan ini bukan sekadar tambal jalan, tapi tamparan keras bagi pemerintah yang abai. Ketika negara menutup mata, rakyat membuka hati. Dan para pemuda Paguyaman Pantai telah menunjukkan: bahwa di balik jalan rusak, ada jiwa-jiwa yang tak retak.
Jurnalis: Rey
Editor: Jujan
Tak-berjudul81-20250220065525
dr-H-Syarif-Hidayatulloh-Sp-B-FICS-AIFO-K-DIRUT-RSUD-LOMBOK-TIMUR-20250219-201701-0000-1