Pengelolaan Obyek Wisata Kebun Teh Gunung Dempo-Sumsel Dinilai Kurang Profesional
Daftar Isi
RNN.COM, PAGARALAM - SUMATERA SELATAN |
Tujuan wisata Kota Pagar Alam adalah merupakan salah satu pilihan bagi wisatawan lokal dan luar daerah, dalam menikmati suasana liburan lebaran seperti saat sekarang ini. Sabtu, (13/04/2024)
Dengan suguhan pemandangan yang asri berlatarbelakang hamparan kebon teh GUNUNG DEMPO, tak heran jika setiap masa liburan, tempat ini cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan. Yang bila dikelola oleh pemerintah dengan baik dan benar, tentunya dapat mengangkat perekonomian bagi masyarakat termasuk daerah itu sendiri.
Namun patut disayangkan bila uang hasil kontribusi dari pengelolaan obyek wisata tersebut tidak jelas kemana. Jangan sampai hasilnya hanya justru dinikmati oleh oknum-oknum tertentu, sehingga tidak berdampak pada penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tidak dapat dipungkiri jika obyek wisata kawasan Kebun Teh Gunung Dempo, luar biasa pengunjungnya.
Seperti dalam pantauan wartawan Radar Nusantara News dilapangan, terlihat antrian yang cukup panjang kendaraan roda dua dan empat menuju lokasi objek wisata. Sementara untuk biaya masuk menurut keterangan salah satu wisatawan yang mengendarai mobil dikenakan Rp 40.000,-. Namun anehnya petugas portal yang menerima uang tersebut tidak memberikan tiket sebagaimana pada umumnya. Sehingga menimbulkan bahan pertanyaan ditengah masyarakat, ada apa ?
“Tadi mau masuk bayar 40,000 ribu termasuk mobil dan penumpangnya, tapi herannya tiket masuk tidak diberikan ke pengunjung wisata. Ada juga tadi pengendara sepeda motor dari Padang Guci tiket masuk tidak di berikan juga oleh petugas di portal,”jelas wisatawan yang mengaku berasal dari Kabupaten Empat Lawang tersebut kepada Wartawan.
Padahal bila merujuk atau berdasarkan Peraturan Daerah No. 9 tahun 2023, retribusi masuk tempat rekreasi pariwisata dan olahraga karcis masuk untuk dewasa Rp 5000/orang sekali masuk, sedangkan untuk anak-anak Rp 2000 sekali masuk. Selanjutnya petugas harus memberikan bukti bayar masuk ke lokasi.
Sementara menurut pihak PTPN yang dihubungi Wartawan Radar Nusantara News lewat WhatsApp menjelaskan bahwa, terkait hasil retribusi obyek wisata tersebut, pihaknya belum ada melakukan kerjasama dengan pihak Pemerintah Daerah. Lalu timbul pertanyaan, untuk siapa dan kemana uang hasil retribusi obyek wisata tersebut ?
“Terkait dengan retribusi yang di portal masuk kawasan, tidak ada kerja sama dari pihak terkait dengan PTPN sampai saat ini belum ada pak,”jawab perwakilan PTPN Kebun Teh Gunung Dempo tersebut singkat.
Sementara jawaban dari Dinas Pariwisata melalui Sekretarisnya Hafis, mengaku kalau tiket atau karcis masuk obyek wisata Kebun Teh Gunung Dempo memang ada pungutan retribusinya. Meski terkait tidak diberikannya karcis kepada pengunjung oleh petugas, dirinya beralasan perlu menanyakannya kepada Kabid yang membidanginya.
“Terkait kunjungan wisata ke kawasan Gunung Dempo (Kebun Teh), itu Ade pungutan retribusi wisata. Ade tiketnye/karcis sesuai aturan yang berlaku, dan disetorkan ke kas daerah untuk PAD. Nah, kalau Dide dinjuka tiket/karcisnye, aku tanye ka kudai dengan perugasnye dan Kabid yang membidanginye,”sebut Hafis seperti yang disampaikannya melalui WhatsApp kepada Wartawan.
Melihat perbedaan tanggapan dari kedua belah pihak, sangatlah di sayangkan tidak adanya kerjasama atau komunikasi yang jelas antara pemerintah daerah PTPN. Wajar jika hasil dari retribusi banyak dipertanyakan oleh masyarakat termasuk awak media. Siapa sebenarnya sebagai penanggungjawab dalam pengelolaan obyek wisata yang cukup ramai dikunjungi tersebut. Masyarakat sangat berharap adanya transparansi tata kelola, untuk dapat meningkatkan kwalitas pelayanan untuk meningkatkan income terhadap daerah dari sektor pariwisata.
(Sipri Kabiro Pagaralam)